Senin, 28 September 2009

PRAKTEK SDM PADA USAHA KECIL MENENGAH

Sewaktu mendapat tugas ini saya sama sekali tidak terpikir akan menulis apa, usaha apa yang akan menjadi obyek penelitian saya. Setelah berpikir cukup lama, akhirnya saya putuskan untuk membahas tentang praktek sumber daya manusia pada CV. ARCHMO

Keputusan ini saya ambil karena saya memiliki kenalan di perusahaan tersebut. Akhirnya saya mendatangi kantor perusahaan tersebut yang terletak di Jl. Dalang , Cibubur – Jakarta Timur untuk bertanya-tanya dan mencari data yang saya perlukan.

Sampai dikantor tersebut saya disambut oleh Bapak Maulana. beliau adalah supervisor dikantor tersebut. Dia adalah kenalan yang saya maksud tadi diatas. Tanpa banyak basa-basi kami segera memulai perbincangan. Beliau mulai bercerita tentang awal mula berdirinya perusahaan.

Menurut beliau, perusahaan ini sekarang bukan lagi termasuk dalam usaha kecil menengah tetapi dapat dikatakan sudah menjadi perusahaan besar karena sudah menembus pasar luar negeri (internasional).

C.V ARCHMO merupakan salah satu unit usaha swasta yang bergerak dibidang property, pembuatan maket, design dan grafis. Sebagai sebuah perusahaan mereka memiliki beberapa tujuan yaitu :

  1. sebagai unit usaha yang mencari laba atau keuntungan
  2. sebagai unit usaha yang menyerap tenaga kerja.
  3. sebagai unit usaha yang dapat menambah pendapatan Negara melalui pajak.
  4. sebagai mitra pemerintah dan perusahaan swasta property lainnya dalam penyediaan presentasi dalam bentuk akhir dan berbentuk 3 dimensi dari suatu bentuk bangunan yang direncanakan.

Perusahaan ini resmi berdiri menjadi badan usaha hukum komanditer pada tahun 1985 setelah sebelumnya bergerak dibidang fotographi dan percetakan periklanan. Pendirian perusahaan ini berlokasi di Jl. Ampera raya gg. Social no. 44 Jakarta Selatan. Jumlah karyawan pada saat itu 10 orang.

Pada awal produksinya memang masih bersifat kecil-kecilan sebab masih adanya kendala dibidang produksi, pemasaran, dan tenaga kerja ahli. Salah satu factor yang penting bagi perusahaan yaitu pemasaran dan tenaga kerja sebab pada saat itu tenaga kerja ahli dibidang arsitektur sangat sulit didapat. Pada masa itu juga pembangunan masih belum semaju saat ini sehingga masih jarang perusahaan yang bergerak dibidang property, hal ini menyebabkan C.V ARCHMO kesulitan untuk mendapatkan pesanan maket.

Maket adalah miniature dari sebuah bangunan yang akan direncanakan untuk dibangun, dengan adanya maket ini akan memudahkan pihak developer untuk mempresentasika gedung yang akan dibuat karena berbentuk 3 dimensi dan mendekati hasil akhir dari pembuatan gedung atau bangunan tersebut. Maket ini merupakan produk utama yang dihasilkan C.V ARCHMO.

Pada tahun 1993 perusahaan mendapat bantuan financial dari Bank BNI berupa KMK-KUK sehingga jumlah pesanan pun meningkat. Pada tahun 1996 terjadi Booming Property jumlah karyaan mencapai 170 orang. Karena tempat tidak memadai maka perusahaan pindah ke Jl. Dalang Cibubur Jakarta Timur. Pada saat itu C.V ARCHMO menguasai hampir 80% pembuatan maket ( architectural model) di pasaran.

Perusahaan ini sempat mengalami masa – masa yang sulit tepatnya saat terjadi krisis ekonomi pada tahun 1998. Pada masa itu perusahaan terpaksa mengambil keputusan untuk merumahkan sebagian karyawannya, sebab perusahaan mengalami deficit dalam anggarannya. Jumlah pengeluaran lebih besar dari pada pendapatan sehingga untuk menyeimbangkan neraca perusahaan harus mengambil keputusan tersebut.

Pada tahun 2000 perusahaan mulai bangkit, hingga saat ini jumlah karyawan mencapai 200 orang. Dengan melebarkan hasil produk berupa produk furniture sehingga dapat menambah pemasukan bagi perusahaan.

Kembali ke pokok bahasan mengenai praktek sumber daya manusia di CV ARCHMO, beliau mengatakan bahwa para karyawan yang bekerja saat ini merupakan tenaga kerja professional. Namun karyawan disini dapat dibagi 2 menjadi karyawan yang berpendidikan formal dan karyawan yang tidak berpendidikan formal.

Karyawan yang berpendidikan formal biasanya ditempatkan sebagai staff dikantor. Pekerjaan mereka dapat dibagi menjadi staff bagian arsitektur, staff bagian keuangan, dan staff bagian pabrik dan pemasaran. Para staff ini banyak juga yang memiliki hubungan keluarga. Hal ini saya anggap wajar, karena perusahaan ini masih berbentuk CV yang kepemilikannya masih bersifat perorangan atau kelompok, berbeda dengan PT yang sahamnya bisa bebas diperjualbelikan. Selain itu juga para pendiri usaha ini memang masih terikat tali persudaraan.

Karyawan di staff kantor umumnya berasal dari lulusan SMA sampai dengan lulusan sarjana. Namun belakangan ini perusahaan akan mulai melakukan penyetaraan. Karyawan yang bekerja sebagai staff kantor minimal harus memiliki gelar sarjana minimal S1. Karyawan yang tidak memenuhi kriteria memiliki beberapa opsi untuk melanjutkan karirnya, antara lain : pertama memenuhi syarat tersebut dengan cara kuliah lagi untuk mendapatkan gelar sarjana, kedua bersedia turun pangkat dan penyesuaian gaji, ketiga keluar dari perusahaan dan memilih karir lain.

Berbeda dengan karyawan yang tidak memiliki pendidikan formal. Mereka pada umumnya ditempatkan sebagai karyawan pabrik, bagian angkut, dan pengiriman . Walaupun tidak memiliki pendidikan formal tapi mereka memiliki keahlian dan ketrampilan khusus, seperti membuat meja, membuat tiruan pohon, membuat tiruan gedung, mengecat,dll.

Ketrampilan dan keahlian yang mereka dapat berasal dari pelatihan yang diberikan kepala bagian produksi. Dengan diajari sedikit demi sedikit lambat laun mereka menjadi bisa dan terampil.

Dari keterangan diatas dapat saya simpulkan bahwa praktek sdm di CV ARCHMO telah sesuai dengan ketentuan – ketentuan yang berlaku. Standar gaji telah disesuaikan dengan UMR. Hanya saja ada hal yang kurang diperhatikan, yaitu mengenai tunjangan kesejahteraan dan kesehatan bagi karyawan. Hal ini dapat dimaklumi karena perusahaan msh dalam proses berkembang.

PRAKTEK SDM PADA USAHA KECIL MENENGAH

Sewaktu mendapat tugas ini saya sama sekali tidak terpikir akan menulis apa, usaha apa yang akan menjadi obyek penelitian saya. Setelah berpikir cukup lama, akhirnya saya putuskan untuk membahas tentang praktek sumber daya manusia pada CV. ARCHMO

Keputusan ini saya ambil karena saya memiliki kenalan di perusahaan tersebut. Akhirnya saya mendatangi kantor perusahaan tersebut yang terletak di Jl. Dalang , Cibubur – Jakarta Timur untuk bertanya-tanya dan mencari data yang saya perlukan.

Sampai dikantor tersebut saya disambut oleh Bapak Maulana. beliau adalah supervisor dikantor tersebut. Dia adalah kenalan yang saya maksud tadi diatas. Tanpa banyak basa-basi kami segera memulai perbincangan. Beliau mulai bercerita tentang awal mula berdirinya perusahaan.

Menurut beliau, perusahaan ini sekarang bukan lagi termasuk dalam usaha kecil menengah tetapi dapat dikatakan sudah menjadi perusahaan besar karena sudah menembus pasar luar negeri (internasional).

C.V ARCHMO merupakan salah satu unit usaha swasta yang bergerak dibidang property, pembuatan maket, design dan grafis. Sebagai sebuah perusahaan mereka memiliki beberapa tujuan yaitu :

1. sebagai unit usaha yang mencari laba atau keuntungan

2. sebagai unit usaha yang menyerap tenaga kerja.

3. sebagai unit usaha yang dapat menambah pendapatan Negara melalui pajak.

4. sebagai mitra pemerintah dan perusahaan swasta property lainnya dalam penyediaan presentasi dalam bentuk akhir dan berbentuk 3 dimensi dari suatu bentuk bangunan yang direncanakan.

Perusahaan ini resmi berdiri menjadi badan usaha hukum komanditer pada tahun 1985 setelah sebelumnya bergerak dibidang fotographi dan percetakan periklanan. Pendirian perusahaan ini berlokasi di Jl. Ampera raya gg. Social no. 44 Jakarta Selatan. Jumlah karyawan pada saat itu 10 orang.

Pada awal produksinya memang masih bersifat kecil-kecilan sebab masih adanya kendala dibidang produksi, pemasaran, dan tenaga kerja ahli. Salah satu factor yang penting bagi perusahaan yaitu pemasaran dan tenaga kerja sebab pada saat itu tenaga kerja ahli dibidang arsitektur sangat sulit didapat. Pada masa itu juga pembangunan masih belum semaju saat ini sehingga masih jarang perusahaan yang bergerak dibidang property, hal ini menyebabkan C.V ARCHMO kesulitan untuk mendapatkan pesanan maket.

Maket adalah miniature dari sebuah bangunan yang akan direncanakan untuk dibangun, dengan adanya maket ini akan memudahkan pihak developer untuk mempresentasika gedung yang akan dibuat karena berbentuk 3 dimensi dan mendekati hasil akhir dari pembuatan gedung atau bangunan tersebut. Maket ini merupakan produk utama yang dihasilkan C.V ARCHMO.

Pada tahun 1993 perusahaan mendapat bantuan financial dari Bank BNI berupa KMK-KUK sehingga jumlah pesanan pun meningkat. Pada tahun 1996 terjadi Booming Property jumlah karyaan mencapai 170 orang. Karena tempat tidak memadai maka perusahaan pindah ke Jl. Dalang Cibubur Jakarta Timur. Pada saat itu C.V ARCHMO menguasai hampir 80% pembuatan maket ( architectural model) di pasaran.

Perusahaan ini sempat mengalami masa – masa yang sulit tepatnya saat terjadi krisis ekonomi pada tahun 1998. Pada masa itu perusahaan terpaksa mengambil keputusan untuk merumahkan sebagian karyawannya, sebab perusahaan mengalami deficit dalam anggarannya. Jumlah pengeluaran lebih besar dari pada pendapatan sehingga untuk menyeimbangkan neraca perusahaan harus mengambil keputusan tersebut.

Pada tahun 2000 perusahaan mulai bangkit, hingga saat ini jumlah karyawan mencapai 200 orang. Dengan melebarkan hasil produk berupa produk furniture sehingga dapat menambah pemasukan bagi perusahaan.

Kembali ke pokok bahasan mengenai praktek sumber daya manusia di CV ARCHMO, beliau mengatakan bahwa para karyawan yang bekerja saat ini merupakan tenaga kerja professional. Namun karyawan disini dapat dibagi 2 menjadi karyawan yang berpendidikan formal dan karyawan yang tidak berpendidikan formal.

Karyawan yang berpendidikan formal biasanya ditempatkan sebagai staff dikantor. Pekerjaan mereka dapat dibagi menjadi staff bagian arsitektur, staff bagian keuangan, dan staff bagian pabrik dan pemasaran. Para staff ini banyak juga yang memiliki hubungan keluarga. Hal ini saya anggap wajar, karena perusahaan ini masih berbentuk CV yang kepemilikannya masih bersifat perorangan atau kelompok, berbeda dengan PT yang sahamnya bisa bebas diperjualbelikan. Selain itu juga para pendiri usaha ini memang masih terikat tali persudaraan.

Karyawan di staff kantor umumnya berasal dari lulusan SMA sampai dengan lulusan sarjana. Namun belakangan ini perusahaan akan mulai melakukan penyetaraan. Karyawan yang bekerja sebagai staff kantor minimal harus memiliki gelar sarjana minimal S1. Karyawan yang tidak memenuhi kriteria memiliki beberapa opsi untuk melanjutkan karirnya, antara lain : pertama memenuhi syarat tersebut dengan cara kuliah lagi untuk mendapatkan gelar sarjana, kedua bersedia turun pangkat dan penyesuaian gaji, ketiga keluar dari perusahaan dan memilih karir lain.

Berbeda dengan karyawan yang tidak memiliki pendidikan formal. Mereka pada umumnya ditempatkan sebagai karyawan pabrik, bagian angkut, dan pengiriman . Walaupun tidak memiliki pendidikan formal tapi mereka memiliki keahlian dan ketrampilan khusus, seperti membuat meja, membuat tiruan pohon, membuat tiruan gedung, mengecat,dll.

Ketrampilan dan keahlian yang mereka dapat berasal dari pelatihan yang diberikan kepala bagian produksi. Dengan diajari sedikit demi sedikit lambat laun mereka menjadi bisa dan terampil.

Dari keterangan diatas dapat saya simpulkan bahwa praktek sdm di CV ARCHMO telah sesuai dengan ketentuan – ketentuan yang berlaku. Standar gaji telah disesuaikan dengan UMR. Hanya saja ada hal yang kurang diperhatikan, yaitu mengenai tunjangan kesejahteraan dan kesehatan bagi karyawan. Hal ini dapat dimaklumi karena perusahaan msh dalam proses berkembang.